Heri Tahan Muji, Dari Pasuruan Kini Sukses Kenalkan Kopi Indonesia
Kerja keras Heri Tahan Muji, salah satu petani kopi milenial asal Desa Sekarmoho, Pasuruan, berbuah manis. Tanah seluas 1 hektar yang ia garap bersama kelompok tani Candi Mulyo, saat ini sudah berkembang menjadi seluas 15 hektar.
"Saya menanam kopi mulai tahun 2002 sampai sekarang," tutur Heri mengawali kisahnya, Jumat (6/11).
Awalnya, kata Heri, kelompok taninya hanya menjual kopi dalam bentuk buah cherry kepada tengkulak dengan harga murah. Untuk robusta dihargai Rp 5 ribu per kilogram, sedangkan arabika dihargai Rp 8 ribu per kilogram.
"Kami menjual kopi dalam bentuk buah karena tidak memiliki pengetahuan dan peralatan pasca-panen," ungkapnya.
Namun, setelah rajin mengikuti program pelatihan yang diberikan Ditjen Perkebunan, pelan tapi pasti, ia dan teman-temannya mulai bisa berkembang. Bahkan, kini, kelompok tani Candi Mulyo bisa menghasilkan berbagai jenis olahan kopi, mulai dari natural, semi-wash, full-wash, wine, hingga honey dari robusta maupun arabika.
"Semua hasil panen kopi anggota kelompok tani saya beli untuk diproses lagi menjadi kopi yang enak dan nikmat," ucap Heri.
Dalam sebulan, 'Kopi Lesung Arjuno' miliknya bisa terjual hingga 2.500 kilogram dengan omzet rata-rata Rp 100 juta. Tak hanya itu, ia juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi ibu-ibu dan pemuda di sekitarnya untuk membantu proses pasca-panen.
Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Kresno Suharto menjelaskan, kelompok tani Candi Mulyo awalnya bergabung pada 2018 silam. Melalui program sertifikasi desa pertanian organik berbasis komoditas perkebunan, ada berbagai macam pembinaan yang diberikan, mulai dari budidaya, pengendalian hama, hingga proses pasca-panen dan pemasaran.
Untuk bisa mencapai titik ini, butuh kerja keras, komitmen, dan sinergi solid dari seluruh anggota kelompok tani. Kehadiran Heri juga sangat dibutuhkan karena bisa menginspirasi dan memotivasi para petani kopi lainnya.
0 comments:
Post a Comment