Saturday, January 7, 2012

Kisah Miss Thomas Pengacara Psikopat yang Kaya Raya


 Kisah Miss Thomas Pengacara Psikopat yang Kaya Raya 

Saat mendengar kata psikopat, apa yang tebersit dalam benak Anda? Seseorang dengan kelainan jiwakah? Seseorang dengan perilaku menyimpang yang dapat merugikan orang lain? atau seseorang yang sering Anda lihat di tepi trotoar memandang kosong ke arah jalan dan tertawa tanpa sebab?

 Seperti yang dikutip dari DailyMail, definisi psikopat adalah kondisi psikis seseorang yang menderita gangguan jiwakronis sehingga menghasilkan perilaku sosial abnormal dan cenderung menyukai kekerasan serta hal-hal lain yang sadis dan keji. 

Seorang wanita muda dengan karier cemerlang sebagai pengacara, bernama Miss Thomas, mengaku meraih kesuksesan dengan cara yang tak lazim, yaitu dengan memanipulasi lingkungan, tidak memiliki empati terhadap orang lain, mendominasi, self-centred, dan hanya mementingkan diri sendiri. 

Wanita berusia 30 tahun ini percaya bahwa sisi psikopat dalam dirinya merupakan kunci utama meraih sukses, terbukti dengan posisinya sebagai salah satu pengacara hebat di Inggris. 

Melalui pribadi psikopatnya tersebut, Miss Thomas berhasil memperoleh penghasilan sekitar 150.000 dollar AS atau setara Rp 2,5 miliar per tahun! 

Bagi Miss Thomas, untuk bertahan dan memenangkan dunia kerja yang sarat persaingan, hanya terdapat dua pilihan, yakni dengan cara jujur atau memanipulasi orang-orang di sekeliling Anda. 

Pengalaman hidupnya yang menarik ini ditumpahkan lewat sebuah buku laris Confession of a Sociopath: A Life Spent Hiding in Plain Sight dengan nama pena ME Thomas. "Saya berpikir saya bukanlah kebanyakan wanita pada umumnya. 

Saya selalu tahu bahwa saya memiliki pribadi yang dingin dibandingkan orang lain pada umumnya. Dari semenjak di bangku kuliah, saya bisa melakukan hal yang sangat manipulatif dan licik. 

Pada masa kuliah dulu, saya tidak dapat bergaul dengan orang lain secara tulus," urainya dalam salah satu acara talkshow yang juga dihadiri oleh beberapa psikolog terkemuka untuk membantu mendiagnosis kelainan yang dimiliki Miss Thomas. Bukan merasa malu karena memiliki kepribadian yang menyimpang, Miss Thomas justru bangga mengakuinya. 

Tidak peduli terhadap perasaan orang lain membawanya pada posisi yang lebih baik. Ambisinya terhadap kekuasaan dan bersedia melakukan apa saja untuk menjadi lebih maju dari orang lain berhasil terwujud karena sifat psikopat dalam dirinya. 

Meskipun begitu, Miss Thomas mengaku masih bisa mengendalikan gangguan jiwanya dengan baik karena, hingga sekarang, dia tidak pernah menyakiti orang lain secara fisik, apalagi sampai membunuh. 

"Pada saat Anda bertemu dengan saya, saya cukup yakin Anda akan menyukai saya karena saya pintar mengatur kesan pertama yang mengagumkan. 

Rata-rata, orang baru yang bertemu saya menyukai dan terpesona dengan pribadi saya. Itulah tahap pertama tindakan manipulatif yang saya lakukan ke orang lain," terangnya pada acara talkshow yang sama. Untuk menggambarkan kondisi psikisnya tersebut, Miss Thomas memilih menggunakan kata sociopath dibandingkan psikopat. 

Namun, berbeda dengan kesimpulan Dr John F Eden, profesor psikolog di Texas A&M University ini mendiagnosis Miss Thomas sebagai psikopat sukses karena berhasil meraih nilai akademis dan prestasi membanggakan serta dapat menjalankan profesinya sebagai pengacara andal dengan sangat baik.

"Miss Thomas dapat digambarkan sebagai pribadi yang memiliki kepribadian psikopat prototipikal seperti kurangnya empati yang ditunjukkan kepada orang lain, sikap yang kejam, dan penuh perhitungan terhadap hubungan sosial, dan memiliki harga diri yang tinggi. Dapat digambarkan juga,perilaku yang antisosial, rasa egois yang tinggi, pencari sensasi, pribadi yang dapat memengaruhi orang lain, dan juga seorang pendebat," tutur Dr John. 

Miss Thomas kemudian menambahkan, "Saya mungkin memiliki gangguan, tetapi saya tidak gila. Saya juga seorang feminis, ambisi saya mendominasi bukan disejajarkan dengan pria.”


Kisah Miss Thomas Pengacara Psikopat yang Kaya Raya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Fauzi Rahmat

0 comments:

Post a Comment