Wednesday, November 25, 2020

Djohari Zein, Dulunya Pelayan Hotel Kini Berkibar dengan JNE

 Djohari Zein, Dulunya Pelayan Hotel Kini Berkibar dengan JNE


Tentunya kamu sudah tidak asing bukan dengan perusahaan logistik ternama tanah air JNE? Ya, salah satu ekspidisi yang hingga saat ini masih menjadi kepercayaan publik dalam hal pengiriman barang.

Bahkan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) titik layannnya sudah mencapai lebih dari 6000 lokasi di seluruh Indonesia dengan jumlah karyawan yang capai lebih dari 23.000 orang.  

Namun, tentu saja pencapaian tersebut tidak akan terwujud tanpa sosok profil orang sukses di belakang nama JNE, siapa lagi kalau bukan bapak Djohari Zein, sang pendiri yang menciptakan kemudahan pengiriman barang untuk masyarakat Indonesia. 

Pria yang berusia 66 tahun itu mengawali karier penuh dengan perjuangan dan kegigihan. Ia tumbuh dan besar di Medan sebagai anak bungsu dari 5 bersaudara. Jiwa entreprenuer Djohari sebenarnya sudah terlihat dari kecil, hal ini disebabkan karena sang kakek merupakan penjual kue.  

Menariknya semasa SMP di Jakarta Djohari sudah mulai berbisnis dengan membuat majalah sekolah menggunakan mesin tik jadul milik ayahnya. Setelah artikel yang ia buat dijilid, hasil majalah tersebut ia jual kepada teman-temannya dan mendapatkan keuntungan yang lumayan dari penjualan barang itu. Hal tersebut berlangsung hingga SMA. 

Namun saat masuk kuliah di Akademi Perhotelan Trisakti, usahanya tersebut tidak dilanjutkan karena lebih fokus untuk mendapatkan pekerjaan selepas kuliah. Akhirnya setelah lulus ia bekerja di Hilton International Hotel, Jakarta. Di sana karier Djohari tidak langsung baik begitu saja, perjalanan untuk mencapai kesuksesan berawal dari seorang pelayan kemudian karena kinerjanya yang baik akhirnya ia diangkat menjadi supervisor kasir di front office hotel yang sekarang sudah berganti nama menjadi Hotel Sultan itu hampir selama 5 tahun. 

Kemudian Djohari mencari peruntungan lain dengan masuk ke sebuah perusahaan Internasional, yakni sebuah jasa pengiriman multinasional TNT. Di sana ia mengawali karier dari bawah menjadi salesman dan karena kegigihannya ia dipromosikan menjadi Operation Manager TNT Indonesia.  

Di puncak karirnya, ia justru meninggalkan TNT. Pada tahun 1985, ia kembali berwirausaha merintis perusahaan jasa pengiriman milik sendiri bernama Worldpak yang kemudian berganti nama menjadi Pronto. Hal itu bukan tanpa alasan, Djohari melihat ilmu yang ia punya dalam jasa pengiriman sudah cukup dan dia berpikir seharusnya Indonesia punya perusahaan seperti ini sendiri menjadi raja di negara sendiri. 

Namun pada 1990 seluruh sahamnya di Pronto terjual karena ia terlalu memfokuskan pada produk tanpa memikirkan cash flow atau pergerakan uang di perusahaan tersebut. Selanjutnya ia bergabung dengan pemilik jasa pengiriman paket Titipan Kilat, mendirikan PT Jalur Nugraha Ekakurir yang lebih dikenal dengan sebutan JNE. Di perusahaan jasa pengiriman ini, Johari menjadi salah satu pendiri sekaligus pemegang saham. 

Dari tangan dinginnya yang semula hanya 8 karyawan dengan modal seadanya. Perusahaan itu malah sukses di pasaran memberikan kemudahan dalam pengiriman barang antar maupun luar kota. Apalagi pada 1990 jasa pengiriman belum marak seperti sekarang.  

Tentunya kamu sudah tidak asing bukan dengan perusahaan logistik ternama tanah air JNE? Ya, salah satu ekspidisi yang hingga saat ini masih menjadi kepercayaan publik dalam hal pengiriman barang.

Bahkan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) titik layannnya sudah mencapai lebih dari 6000 lokasi di seluruh Indonesia dengan jumlah karyawan yang capai lebih dari 23.000 orang.  

Namun, tentu saja pencapaian tersebut tidak akan terwujud tanpa sosok profil orang sukses di belakang nama JNE, siapa lagi kalau bukan bapak Djohari Zein, sang pendiri yang menciptakan kemudahan pengiriman barang untuk masyarakat Indonesia. 

Pria yang berusia 66 tahun itu mengawali karier penuh dengan perjuangan dan kegigihan. Ia tumbuh dan besar di Medan sebagai anak bungsu dari 5 bersaudara. Jiwa entreprenuer Djohari sebenarnya sudah terlihat dari kecil, hal ini disebabkan karena sang kakek merupakan penjual kue.  

Menariknya semasa SMP di Jakarta Djohari sudah mulai berbisnis dengan membuat majalah sekolah menggunakan mesin tik jadul milik ayahnya. Setelah artikel yang ia buat dijilid, hasil majalah tersebut ia jual kepada teman-temannya dan mendapatkan keuntungan yang lumayan dari penjualan barang itu. Hal tersebut berlangsung hingga SMA. 

Namun saat masuk kuliah di Akademi Perhotelan Trisakti, usahanya tersebut tidak dilanjutkan karena lebih fokus untuk mendapatkan pekerjaan selepas kuliah. Akhirnya setelah lulus ia bekerja di Hilton International Hotel, Jakarta. Di sana karier Djohari tidak langsung baik begitu saja, perjalanan untuk mencapai kesuksesan berawal dari seorang pelayan kemudian karena kinerjanya yang baik akhirnya ia diangkat menjadi supervisor kasir di front office hotel yang sekarang sudah berganti nama menjadi Hotel Sultan itu hampir selama 5 tahun. 

Kemudian Djohari mencari peruntungan lain dengan masuk ke sebuah perusahaan Internasional, yakni sebuah jasa pengiriman multinasional TNT. Di sana ia mengawali karier dari bawah menjadi salesman dan karena kegigihannya ia dipromosikan menjadi Operation Manager TNT Indonesia.  

Di puncak karirnya, ia justru meninggalkan TNT. Pada tahun 1985, ia kembali berwirausaha merintis perusahaan jasa pengiriman milik sendiri bernama Worldpak yang kemudian berganti nama menjadi Pronto. Hal itu bukan tanpa alasan, Djohari melihat ilmu yang ia punya dalam jasa pengiriman sudah cukup dan dia berpikir seharusnya Indonesia punya perusahaan seperti ini sendiri menjadi raja di negara sendiri. 

Namun pada 1990 seluruh sahamnya di Pronto terjual karena ia terlalu memfokuskan pada produk tanpa memikirkan cash flow atau pergerakan uang di perusahaan tersebut. Selanjutnya ia bergabung dengan pemilik jasa pengiriman paket Titipan Kilat, mendirikan PT Jalur Nugraha Ekakurir yang lebih dikenal dengan sebutan JNE. Di perusahaan jasa pengiriman ini, Johari menjadi salah satu pendiri sekaligus pemegang saham. 

Dari tangan dinginnya yang semula hanya 8 karyawan dengan modal seadanya. Perusahaan itu malah sukses di pasaran memberikan kemudahan dalam pengiriman barang antar maupun luar kota. Apalagi pada 1990 jasa pengiriman belum marak seperti sekarang.  

Sedekah Jadi Salah Satu Kunci Keberhasilan

Djohari menuturkan jika sedekah menjadi berkah untuk dirinya. Dalam salah satu wawancara dengan akun youtube Coach Yudi Chandra, Djohari menceritakan betapa ajaibnya jika bisa membantu kepada sesama.  

Menurutnya dalam kegiatan komersil sekalipun harus punya dampak sosial bagi masyarakat. Hingga kini ia dikenal sebagai pendiri Johari Zein Foundation yang merupakan lembaga filantropi dimana menyumbangkan sebagian hartanya kepada mereka yang membutuhkan.
 
Selain itu JNE sering dinilai sebagai perusahaan sosial karena seringya mengadakan santunan untuk anak yatim selama 29 tahun, JNE juga pernah menawarkan bisnis pada orang-orang yang di PHK, karena terjadinya krisis. Saat itu, Djohari bahkan membantu orang-orang tersebut, dengan dijadikan agen JNE. Pada 1998 Ia juga menawarkan bisnis pada pada orang-orang dengan modal kecil, tak jarang ia memberikan modal bagi mereka yang berniat membuka usaha. 

Ia  mengaku tak menyangka, jika sistem online selling yang diterapkannya pada tahun 1998, akan membawa dampak positif yang cukup besar, hingga menjadikan JNE sebagai perusahaan jasa yang terpandang. 


Djohari menuturkan jika sedekah menjadi berkah untuk dirinya. Dalam salah satu wawancara dengan akun youtube Coach Yudi Chandra, Djohari menceritakan betapa ajaibnya jika bisa membantu kepada sesama.  

Menurutnya dalam kegiatan komersil sekalipun harus punya dampak sosial bagi masyarakat. Hingga kini ia dikenal sebagai pendiri Johari Zein Foundation yang merupakan lembaga filantropi dimana menyumbangkan sebagian hartanya kepada mereka yang membutuhkan.
 
Selain itu JNE sering dinilai sebagai perusahaan sosial karena seringya mengadakan santunan untuk anak yatim selama 29 tahun, JNE juga pernah menawarkan bisnis pada orang-orang yang di PHK, karena terjadinya krisis. Saat itu, Djohari bahkan membantu orang-orang tersebut, dengan dijadikan agen JNE. Pada 1998 Ia juga menawarkan bisnis pada pada orang-orang dengan modal kecil, tak jarang ia memberikan modal bagi mereka yang berniat membuka usaha. 

Ia  mengaku tak menyangka, jika sistem online selling yang diterapkannya pada tahun 1998, akan membawa dampak positif yang cukup besar, hingga menjadikan JNE sebagai perusahaan jasa yang terpandang. 

Djohari Zein, Dulunya Pelayan Hotel Kini Berkibar dengan JNE Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Fauzi Rahmat

0 comments:

Post a Comment