Anak Muda Papua, Berbagi Kisah Sukses Meniti Karier Ditengah Pandemi
Yayasan Kitong Bisa bersama Kementerian BUMN, BNI, BRI, Pegadaian dan Pertamina melakukan diskusi virtual dengan tema "Mempertahankan Semangat kerja di Tengah Pandemi COVID-19”
Virtual menyuguhkan sejumlah sosok anak muda Papua yang sukses merintis karir di BUMN. Terlebih saat ini terdapat program perekrutan 1.000 karyawan asal Papua yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi sejak Agustus 2019.
Virtual menghadirkan narasumber Direktur Freeport Indonesia, Claus Wamafma dan Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Billy Mambrasar yang mewakili sosok putra Papua yang sukses berkarir di sektor swasta, serta tokoh lainnya.
Billy Mambrasar, yang juga adalah putra asal Saireri, yang pernah bekerja di sektor swasta, memaparkan pengalamannya bekerja di salah satu perusahaan ketika krisis menghantam dunia, termasuk Indonesia.
Billy mengisahkan saat itu tahun 2008, pertama kali dirinya lulus dari mahasiswa dan bekerja sebagai seorang karyawan di perusahaan swasta dan tak lama terjadi krisis keuangan.
"Waktu itu saya sudah pasrah akan dipecat, akan tetapi saya tetap bekerja keras dan berprestasi, tidak terpengaruh keadaan yang terjadi. Puji Tuhan, prestasi saya dihargai oleh perusahaan, malahan jabatan saya dinaikan," kata Billy, Jumat (4/9).
Sementara Claus Wamafma menekankan kedisiplinan adalah kunci utama sukses dalam mengejar karir hingga ke puncak. Ia berharap anak asli Papua yang berkarya di BUMN fokus mengembangkan kemampuan soft skills, sehingga sukses bertahan dalam kondisi apapun.
Program mentoring daring ini akan diadakan dalam 6 seri, yang topik utamanya berputar tips dan trik bagaimana dapat berkarir dengan sukses di tempat kerja. Harapan pelaksanaan program ini adalah agar dapat memotivasi lebih banyak lagi anak-anak Papua untuk dapat berkarir baik di sektor pemerintah/BUMN maupun sektor swasta.
Sejumlah anak asli Papua yang telah bekerja di BUMN berkisah pada acara virtual itu. Salah satunya adalah Neil Aiwoy yang saat ini berkerja di PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat. Ia menyebutkan ingin bekerja lebih keras untuk membangun tanah Papua.
“Saya bukan hanya saya membangun listrik di tanah Papua. Tapi saya ingin membangun manusianya," ujar putra asli Papua lulusan UGM ini dengan bangga.
Lain halnya dengan Sarah Gabriella, putri asal Biak menyatakan aspirasi dan karirnya untuk dapat menjadi seorang manager di perusahaan tempat ia bekerja.
"Program perekrutan karyawan asal Papua menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam membangun Sumber Daya Manusia Indonesia, khususnya manusia Papua," ujarnya.
0 comments:
Post a Comment