Kisah Sukses Tristan Kesyandria Ali Pasha (14) Berbudidaya Maggot
Usia muda bukan menjadi penghalang untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi lingkungan. Hal ini dibuktikan oleh remaja asal Surabaya, Jawa Timur bernama Tristan Kesyandria Ali Pasha (14).
Remaja akrab disapa Tristan ini membudidayakan maggot untuk dimanfaatkan sebagai pengurai limbah dan sampah organik.
Maggot merupakan larva atau belatung yang berasal dari telur serangga bernama black soldier fly (BSF). Maggot termasuk larva pemakan bahan organik seperti sayuran, limbah rumah tangga, dan limbah restoran. Dengan kemampuan yang dimilikinya tersebut, Maggot dapat dimanfaatkan sebagai pengurai sampah organik.
Tristan membudidayakan maggot di rumahnya di Surabaya, Jawa Timur. Dengan maggot, Tristan mengurangi jumlah sampah organik di Surabaya.
"Masih banyak sampah yang tidak dimanfaatkan, padahal bagi saya, sampah masih dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat," ujar Tristan saat dihubungi Liputan6.com ditulis Minggu, (11/10/2020).
Budidaya maggot merupakan bentuk keresahan Tristan lantaran menumpuknya jumlah sampah organik. Ia tertarik membudidayakan maggot untuk dapat mengurangi jumlah sampah organik, karena maggot merupakan dekomposer yang handal.
Awal siswa SMPN 41 Surabaya ini mendapatkan ilmu budidaya maggot berasal dari internet. Kemudian ia juga belajar dari para peternak maggot di Surabaya dan Sidoarjo.
Maggot yang dibudidayakan Tristan diberikan makanan berupa sampah organik yang didapatkan dari grebek pasar di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Menurut Tristan, dalam budidaya maggot bagian paling sulit adalah memberi makan.
Saat memberikan makan maggot, wadah atau media tidak boleh sampai basah dan bau. Hal ini karena jika sampai menjadi bau dan basah, akan keluar media kemudian maggot akan mati.
Masa pandemi ini menjadi tantangan bagi Tristan. Lantaran masyarakat diimbau tetap di rumah sehingga jarang ke pasar. Ternyata hal itu mempengaruhi jumlah stok sampah organik. Oleh karena itu, Tristan harus mencari sampah organik hingga ke rumah tetangga.
Remaja Surabaya Tristan Kesyandria Ali Pasha yang budidayakan maggot. (Foto: Dok Instagram @tristan_9906)
Hingga Oktober 2020, Tristan telah berhasil membudidayakan maggot seberat 1.3 ton dan telah mengurai sampah organik seberat 13.6 ton.
Remaja yang juga dapat predikat Pangeran Lingkungan 2020 ini mengistilahkan sampah organik yang telah diurai oleh maggot tersebut sebagai KasGot alias bekas maggot. KasGot berasal dari bekas makanan maggot yang kemudian dijadikan pupuk.
Selain KasGot, Tristan juga memanfaatkan lendir maggot sebagai PuCaGot atau pupuk cair maggot. Pupuk cair ini berasal dari air liur maggot yang ada di dalam media atau wadah tempat tinggal maggot. KasGot dan PuCaGot banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat, mulai dari tetangga, petani dan pengusaha.
Maggot yang dibudidayakan tidak hanya berguna sebagai pengurai sampah. Bahkan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak maupun di konsumsi.
Keluarga Tristan juga menggunakan maggot sebagai pakan lele karena kandungan proteinnya yang tinggi dapat membuat daging lele lebih enak. Selain itu, maggot bahkan lebih murah dari pada pelet pakan lele. Terkadang lele yang diberikan pakan maggot juga dijadikan NuLeMa yaitu nugget lele maggot.
Kemudian ada dry maggot, yaitu maggot yang disiram air kemudian dipanggang menggunakan oven untuk nantinya dikonsumsi. NuLeMa dan dried maggot saat ini belum dijual oleh Tristan. Hal ini mengingat untuk bisa dijual secara bebas, perlu uji lab dan dari BPOM.
"Produk dari maggot yang saat ini bisa dijual, KasGot, PuCaGot dan maggotnya. NuLeMa dan dried maggot masih belum bisa dijual, soalnya harus uji lab dan ke BPOM dulu," ujar Tristan.
Remaja Surabaya Tristan Kesyandria Ali Pasha yang budidayakan maggot. (Foto: Dok Instagram @tristan_9906)
Tristan berharap mampu memaksimalkan usahanya dalam membudidayakan maggot untuk mengurai sampah organik. Ia menargetkan bisnis produk dari maggot dan mengolah sampah organik. Selain itu, Tristan juga berharap warga akan lebih banyak lagi yang peduli lingkungan.
"Harapannya masyarakat lebih sadar terhadap lingkungan. Tidak harus caranya sama dengan saya. Masih banyak cara yang lain untuk menjaga lingkungan," ujar dia.
Kesuksesan Tristan dalam prestasinya dan juga budidaya maggot tak lepas dari dukungan keluarga, guru pembimbing dan teman-temannya sehingga menjadi faktor Tristan membuka diri bagi siapa saja yang ingin belajar budidaya maggot.
Bahkan setelah pandemi berakhir, dia berencana membagikan pengalaman dan wawasannya terkait budidaya maggot kepada warga di sekitar tempat tinggalnya.
(Ihsan Risniawan-FIS UNY)
sumber : liputan6
0 comments:
Post a Comment