Marc Cuban, Eks Penjual Kantong Sampah yang Jadi Orang Terkaya Berharta Rp 61 T
Kalau Anda penggemar olahraga basket, tentu Anda akan mengenal klub NBA, Dallas Mavericks. Tentu saja Anda tahu kalau salah satu legenda basket dunia, Kobe Bryant, juga sempat bermain di klub yang pertama kali juara pada 2011 silam itu.
Namun tahukah kamu, di balik suksesnya Dallas Mavericks, ada sosok hebat yang menjadi kunci kehebatan Dallas Mavericks di bidang keuangan, yakni Mark Cuban. Ya, Mark adalah pemilik dari klub yang berdiri pada 1980 silam itu.
Mark Cuban adalah pria kelahiran Pennsylvania, 31 Juli 1958 yang memiliki banyak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Tak cuma menjadi pengusaha di bidang olahraga, Mark juga bergerak di bidang hiburan dan pertelevisian.
Mark Cuban merupakan bos besar dari jaringan televisi Amerika Serikat, AXS TV. Ia juga punya banyak perusahaan-perusahaan startup kecil-kecilan yang juga jadi pemasok harta kekayaannya.
Berdasarkan catatan Forbes (diakses pada 26 Oktober 2020, pukul 11.34 WIB), kekayaan Mark Cuban kini menyentuh angka 4,2 miliar dolar AS atau senilai Rp 61,7 triliun (kurs: Rp 14.690). Ia juga punya banyak aset yang tersebar di beberapa tempat di AS.
Namun, jauh sebelum sesukses hari ini, Mark Cuban adalah seorang yang lahir dari keluarga sederhana. Latar belakang keluarga Mark bukanlah dari kalangan konglomerat. Mark benar-benar membangun semuanya dari nol.
Berawal dari Jualan Kantong Sampah
Mark Cuban lahir dari seorang ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan ayah yang seorang tukang cat mobil. Mereka hidup apa adanya dan sangat sederhana. Bahkan, untuk membeli sepasang sepatu saja, Mark harus bekerja keras agar tak menyusahkan kedua orang tuanya.
Pada usia 12 tahun, tepatnya saat ia masih duduk di bangku SMP, Mark yang sangat menginginkan sepasang sepatu baru, harus menjadi seorang penjual kantong sampah yang menjajakan dagangannya dari pintu ke pintu. Akhirnya, ia bisa membeli sepasang sepatu baru dari hasil kerja kerasnya sendiri.
Duduk di bangku SMA, Mark tak kehilangan jiwa kemandiriannya. Ia terus bekerja demi mendapatkan uang jajannya sendiri. Berbagai bidang pekerjaan ia geluti. Mulai dari bartender, promotor pesta, hingga pelatih tari disko.
Sejak saat itu, jiwa kerja keras seorang Mark Cuban tak berhenti. Apalagi, saat ia selepas ia lulus kuliah pada 1982 dan pindah ke Texas, berbagai pekerjaan digeluti Mark. Namun, Mark tak pernah merasa puas dengan pekerjaannnya. Alhasil, ia berkali-kali dipecat dari tempatnya bekerja karena tidak betah.
Seiring berjalannya waktu, Mark semakin menemukan jati diri bisnisnya. Pada 1999 silam, Mark berhasil menjual portal video buatannya, Broadcast.com, ke situs pencarian terbesar saat itu, Yahoo!, dengan harga 5,7 miliar dolar AS atau jika dikonversikan saat ini sama seperti Rp 83,7 triliun.
Hingga saat ini, jiwa enterpreneur seorang Mark Cuban tak pernah hilang. Ia terus menerus menjelajahi berbagai bidang bisnis sampai-sampai namanya tercatat di situs Forbes dalam daftar Forbes 400 2020 urutan ke-177.
0 comments:
Post a Comment