Wednesday, November 25, 2020

Nabilah Bangun Doku, Rela Kurang Tidur Untuk Kelola Rp 63 T

 Nabilah Bangun Doku, Rela Kurang Tidur Untuk Kelola Rp 63 T


Pada pertengahan September 2020 lalu, Forbes merilis daftar 25 wanita pebisnis paling berpengaruh di kawasan Asia-Pasifik. Membanggakan, pengusaha wanita bernama Nabilah Alsagoff masuk di dalamnya. Ia adalah co-founder Doku, penyedia pembayaran daring yang berada di naungan PT Nusa Satu Inti Artha. 

Pencapaian tersebut tentu saja tidak dicapai Nabilah dalam semalam. Ada batu terjal yang harus dilaluinya sebelum merasakan kesuksesan tersebut. Nabilah sendiri merupakan warga negara Singapura, namun ia melihat potensi berkembangnya bisnis dompet digital tersebut di Indonesia. 

Saat masih sekolah, Nabilah merupakan sosok yang enerjik. Tak heran jika dia suka mengikuti kegiatan olahraga di sekolahnya. Setelah itu, Nabilah kuliah di jurusan teknik tingkat diploma. Namun, ia sedikit meragukan pilihannya tersebut. 

Ia lantas mengubah haluannya untuk belajar ilmu sosial di jurusan English and Comparative Literature, Murdoch University, Australia pada tahun 1990. Setelah lulus, Nabilah ternyata ditakdirkan bekerja di sektor teknologi. Ia lalu mulai mempelajari kembali pengetahuan yang sempat dihentikannya dulu. 

Pada 2005, Nabilah tengah bekerja sama dengan Dewan Pariwisata Bali untuk membuat situs web sebagai usaha mengembalikan sektor pariwisata Bali setelah kejadian Bom Bali tahun 2002. Saat itu, Nabilah mengalami kesulitan untuk melakukan pembayaran online dengan bank lokal. 

Dari situlah, ide untuk mendirikan Doku muncul. Nabilah lantas mendirikan PT Nusa Satu Inti Artha yang menaungi Doku. Doku sendiri mulai didirikan pada masa bisnis uang digital belum bermunculan seperti sekarang. 

Kesempatan tersebut tentu dimanfaatkan oleh Nabilah dan tim untuk mempromosikan ide tersebut dengan sangat antusias. Meski begitu, butuh waktu yang cukup lama bagi Nabilah untuk meyakinkan klien dengan tawaran bisnisnya. 

Karena itulah, Nabilah mengaku sempat merelakan waktu tidurnya pada awal perintisan Doku demi kelancaran bisnisnya. Ia selalu menaruh ponsel Blackberry, yang waktu itu masih ramai digunakan orang, di samping bantalnya. 

Hal tersebut dilakukan agar setiap kali ada panggilan masuk, Nabilah bisa segera mengangkatnya. Setelah tiga tahun, Doku akhirnya mendapatkan klien yang mau bekerja sama meski hanya sebuah toko bunga. 

Nabilah tentu tak menyerah. Hal tersebut tidak sia-sia. Doku akhirnya berhasil mendapatkan klien Sinarmas Land. Setelah itu, pada 2008, Doku ditantang oleh Garuda Indonesia untuk membuat solusi pembayaran daring yang saat itu sedang mengembangkan e-travel. 

Berkat tangan dinginnya, tantangan tersebut berhasil dijawab oleh Nabilah. Sejak saat itu, Doku mendapat kepercayaan bank karena telah membuktikan diri mampu membangun solusi pembayaran daring untuk salah satu maskapai terbesar di Indonesia. 

Pada 2016, grup media Indonesia Elang Mahkota Teknologi dilaporkan telah membeli saham mayoritas PT Nusa Satu Inti Artha, meski dengan nilai yang dirahasiakan. Pada 2017, Doku sudah memiliki 217 karyawan dan berhasil menggaet 24.000 merchant. 

Selain itu, Doku juga sudah memiliki hingga 3 juta pengguna dan terkoneksi dengan 23 bank. Langkah tersebut juga membuat beberapa perusahaan besar tertarik untuk menjadi klien Doku, seperti Air Asia, Oppo, Viva dan ajang pencarian bakat Indonesian Idol. 

Sampai saat ini, layanan utama Doku ada tiga, yaitu Doku Wallet, MyShortCart, serta sistem transaksi terintegrasi yang kompleks untuk perusahaan. Untuk menunjang layanan tersebut, Doku sudah bekerja sama dengan layanan keuangan seperti Visa, Mastercard, Mandiri, e-pay dan BRI. 

Atas kesuksesan ini, Doku didapuk sebagai pelopor e-wallet di Indonesia. Di sisi lain, Doku diketahui sudah mencapai titik impas dengan pertumbuhan 30% setiap tahunnya. Pada 2013, perusahaan ini dilaporkan telah mencapai total transaksi hingga 1,1 miliar dolar AS, setara dengan Rp 15 triliun lebih.  

Menurut Forbes, Doku sempat menangani pembayaran hingga Rp 63 triliun pada 2019 lalu, lebih tinggi 50% dari tahun 2018. Pencapaian tersebut disebut Forbes sebagai langkah Doku menjadi layanan pembayaran elektronik terkemuka di Indonesia.

Nabilah Bangun Doku, Rela Kurang Tidur Untuk Kelola Rp 63 T Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Fauzi Rahmat

0 comments:

Post a Comment