Saturday, March 21, 2020

Profil Rulli Nur Handoko Pengusaha Sukses Sablon


 Profil Rulli Nur Handoko Pengusaha Sukses Sablon

Dalam hidup ini, nasib memanglah satu hal yang misterius. Di satu titik, orang bisa saja mengalami masa terpuruk. Namun, di sisi lain, keterpurukan juga bisa berangsur-angsur berbalik arah: ia bisa tiba-tiba datang sebagai hal yang membahagiakan. Maka, dalam zona acak yang tak bisa diketahui formula pastinya itu, kerja keras dan ketekunan memegang peranan yang amat penting. 

Hal itu sepenuhnya disadari oleh Rulli Nur Handoko, lelaki berumur 36 tahun yang kini menjadi pengusaha vendor kaus sukses di Yogyakarta. Berkat kerja keras dan ketekunan, impian Rulli untuk membangun bisnis tersebut guna memperbaiki kualitas hidupnya akhirnya tercapai. 

Namun, di balik kesuksesannya membangun bisnis itu, Anda mungkin tak akan menyangka bahwa Rulli sempat hidup di jalanan dari tahun 2000 hingga 2008. Hal itu dilatarbelakangi karena ketika duduk di kelas 3 SMA, yakni di tahun 1999, Rulli yang sedang rewel meminta dibelikan motor tak dituruti oleh orang tuanya. Alhasil, karena marah, ia pun kabur dari rumah dan mulai hidup di jalanan. 
Di jalanan, hari-hari Rulli habis digunakan untuk mengamen dan tidur di emperan-emperan toko. Dari uang yang ia dapat dengan mengamen, Rulli dan teman-temannya sesama anak jalanan keranjingan mabuk-mabukan dan melancong dari kota ke kota. Di masa-masa itu, ia bahkan hanya pulang ke rumah tiga bulan sekali. 

Hingga pada tahun 2008, nasib buruk menimpa Rulli. Ketika sedang berada dalam perjalanan dari Yogyakarta ke Depok, Rulli jatuh dari atas truk yang ditumpanginya saat berada di Tol Cirebon. Akibatnya, lutut kanannya pun bergeser. 

Setelah kejadian itu, beberapa hari sepulang dari Depok, Rulli lalu menumbuhkan niat untuk kembali menata hidupnya. Baginya, hidup di jalanan ternyata betul-betul menguras tenaga. Maka, dalam kondisi terhimpit, ia lalu bertemu dengan seorang laki-laki yang sudah ia anggap sebagai bapaknya sendiri. Dari pertemuan itu, si laki-laki berhasil mengetuk hati Rulli. Rulli pun akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah dan membuka usaha sablon kecil-kecilan bermodal Rp 60.000. 

Namun, tak berselang lama setelah memulai usaha itu, Rulli terpaksa harus berpindah tempat produksi. Hal itu disebabkan karena rumahnya yang digunakan Rulli sebagai tempat usaha menjadi bau cat sablon, dan hal itu diprotes oleh orang tuanya. 

Maka, menanggapinya, dengan tanpa menyerah Rulli lalu memindahkan usahanya. Dipakainya kamar kos berukuran 2x3 dengan harga sewa Rp 50.000 sebulan di bilangan Condongcatur, Yogyakarta, sebagai tempat Rulli memulai petualangan baru. 

Meski berpindah, usaha sablonnya tak lantas moncer. Sehari-hari, pendapatan yang Rulli peroleh dari usaha itu bahkan masih sulit untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Maka, melihat kondisi yang tak kunjung membaik, Rulli lantas memutuskan untuk bekerja pada salah satu temannya yang berada di Bali. 

Di Bali, Rulli masih menggeluti urusan yang sama: sablon kaus. Bekerja dengan orang, ia mendapat banyak pelajaran dalam menjalankan bisnis itu. Maka, singkat kata, seiring berjalannya waktu, ia memutuskan untuk kembali ke Yogyakarta setelah kenyang dengan pengalaman yang didapat selama di Bali. Di titik ini, Rulli benar-benar ingin memperbaiki kualitas hidupnya. 

Tak disangka, keputusan itu ternyata membawa nasib baik. Meski pada awalnya usaha sablon miliknya masih beroperasi dalam partai kecil, akibat ketekunan dan kerja keras, bisnis itu kian berkembang dari waktu ke waktu. Dengan mendapat Rp 2,4 juta sebulan di masa awal usaha sablonnya dibuka, Rulli mulai bisa menata kehidupannya dan menabung sedikit demi sedikit. 

Di tahun 2014 saja, usaha sablon Rulli yang ia beri nama Jalurtengkorak itu kian meraksasa. Kini, setelah melewati banyak keprihatinan dan rintangan hidup, Jalurtengkorak telah memiliki 17 karyawan, dengan pesanan tak kurang dari 3.500 kaus setiap bulannya. 

Kini, di tengah kesuksesannya, Rulli yang dulu minggat karena tak dibelikan motor itu dapat dengan enteng menawari kedua orang tuanya umrah. Namun, menanggapinya, ibunya bilang bahwa ia belum siap. Mungkin, melihat anaknya di kondisi sekarang ini, ia telah merasa terlampau bahagia.

Profil Rulli Nur Handoko Pengusaha Sukses Sablon Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Fauzi Rahmat

0 comments:

Post a Comment