Profil Sunny Kemengmau, Dulu Tukang Kebun Kini Pengusaha Tas di Jepang
Profil orang sukses Indonesia satu ini sukses di industri tas tanah air bahkan sampai luar negeri. Tas Robita sendiri merupakan merek tas terkenal di Jepang, mengusung label sebagai brand tas handmade (buatan tangan), Robita sukses mendulang kepopuleran di negeri sakura. Bahkan, beberapa sumber menyatakan tas tersebut menjadi incaran sosialita di sana.
Siapa sangka di balik keistimewaan tas tersebut ternyata ada tangan pria kelahiran Nusa tenggara Timur (NTT). Namun kesuksesan Sunny tidak didapatkan dengan mudah, keluwesannya dalam bergaul menjadi salah satu faktor pencapaian saat ini. Berikut rangkuman perjalanan karier Sunny Kemengmau :
1. Menjadi tukang kebun di awal kariernya
Pria kelahiran Alor 1975 ini mengawali kariernya dengan merantau ke Bali, saat itu usianya masih 18 tahun dan hanya berbekal ijazah SMP. Sebelum menjadi tukang kebun di Un’s Hotel, Dewata Bali, Sunny pernah melakukan kerjaan serabutan seperti menjadi buruh cuci mobil dan juga pekerja renovasi rumah.
Setahun kemudian kerja kerasnya berbuah manis, ia diangkat sebagai satpam di Un’s Hotel selama 4 tahun. Lingkungan Bali yang banyak berasal dari berbagai negara membuat dirinya giat mempelajari beberapa bahasa. Bahkan ia sampai membeli kamus bahasa asing dari uang gajiannya.
2. Bertemu dengan pengusaha Jepang
Di tahun 1995 ia bertemu dengan pengusaha asal negeri sakura, Nobuyuki Kakizaki sebagai pemilik usaha Real Point Inc. Kemahiran Sunny dalam berbahasa Jepang membuat Nobuyuki menjadi temannya, sampai mengajak untuk bekerja sama sebagai pemasok tas kulit. Tawaran tersebut diiyakan, ia pun diajari bagaimana mencari bahan yang berkualitas hingga cara pengiriman ke Jepang.
Tahun 2000 mereka mulai memproduksi tas tersebut namun belum diberikan brand, karena peminat yang mulai banyak, di tahun 2003 Sunny dan Nobuyuki memberikan nama Robita untuk produk tasnya. Sejak 2007 semua produksi tas Robita dilakukan di Bali yang dikerjakan oleh 300 lebih karyawan Sunny Kemengmau. Per bulan produksi tas Robita bisa mencapai 5 ribu tas.
3. Masa sulit produksi tas Robita
Produksi tas Robita sempat mengalami penurunan higga 3.500 tas setiap bulannya dikarenakan masalah sumber daya manusia. Selain itu partner setia Sunny, Nobuyuki Kakizaki wafat karena penyakit paru-paru.
Hal tersebut dihadapi dengan tegar sampai akhirnya bisnis tetap dilanjutkan dengan isteri Nobuyuki. Sunny sempat memberikan inovasi dengan pengontrolan ketat terhadap setiap produk sebelum diluncurkan. Tak heran melalui laman resmi robitaonlineshop.com untuk harga satu tas kecilnya dihargai mulai dari Rp 2 juta.
0 comments:
Post a Comment