Akbar Pera Baharudin, Tamatan SD Pernah Jadi Kuli Bangunan, Kini Apartemennya 20 Miliar
Kesuksesan setiap orang tentunya tidak didapat dengan mudah, ada yang harus mengorbankan pekerjaan lamanya, ada yang berdagang keliling sebelum mempunyai perusahaan besar bahkan ada yang sempat bangkrut saat memulai usaha.
Nasib seseorang kadang menjadi suatu misteri yang tidak bisa ditebak bagaimana akhirnya. Hal tersebut ternyata dialami oleh pria yang kerap disapa dengan sebutan Ajudan Pribadi. Pemilik nama asli Akbar Pera Baharudin itu sebenarnya ajudan Sekjen Asosiasi Jasa Kontruksi Nasional (Gapensi) Andi Rukman Karumpa.
Ia kerap kali terlihat dengan kehidupan mewah yang ditampilkan melalui akun sosial media. Namun, siapa sangka sebelum seperti sekarang Ajudan pernah hidup susah dan bekerja sebagai pekerja kasar. Hal tersebut diceritakan Ajudan Pribadi dalam wawancara bersama Denny Cagur beberapa waktu lalu.
Sempat Jadi Pemulung dan Kuli Bangunan
Saat masih duduk di bangku SD Ajudan pernah menjadi pemulung barang bekas bersama sang nenek, pekerjaan tersebut ia lakukan tentu saja untuk menambah penghasilan. Ketika menginjak usia 14 tahun ia beralih profesi menjadi kuli bangunan setelah diajak oleh seorang pemborong proyek di Palopo.
Karena keterbatasan biaya, Ajudan pun harus puas hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 2 SMP. Meski demikian, dirinya tak menyerah pada nasib dan tetap terus berusaha dengan kemampuannya sendiri.
Beragam profesi sempat ia jalani bahkan dirinya pernah berjualan kacang di dekat lapangan golf kota Makassar.
Nasibnya berubah usai ia kerap diminta untuk memijit oleh orang-orang kaya usai bermain golf. Karena kemampuan memijitnya itu, ia bertemu dengan bos yang kini menjadi majikannya.
"Jadi dagang kacang sambil mijit. Kalau main golf cape kan harus dipijit dulu. Yang kedua dia (bos) ngomong 'enak juga pijit kamu'. Kemudian dia ngomong 'Nomor kamu berapa'. Aku kasih tukeran nomor HP sama bos yang dipijit itu," tutur Akbar.
Sang bos akhirnya memboyong dirinya ke Jakarta.
“Dia datang ke Makassar telepon aku. Lama lama ngobrol lah, dia menawarkan 'Kamu mau ikut ke Jakarta'. Ada tujuh saudaranya bos itu setujui saya ikut ke Jakarta," kata Akbar.
Sebelum diangkat menjadi ajudan pribadi, Akbar bekerja menjadi tukang bersih-bersih. Sebab saat itu bosnya masih memiliki ajudan.
"Jadi tahun 2017 saya ke Jakarta. Sebelumnya diperbantukan buat tukang bersih-bersih. Awalnya enggak langsung jadi ajudan. Ajudan satu ini suka curi dolar enggak jujur, jadi dipecat. Mau cari ajudan militer polisi engga mau dia. Akhirnya saya jadi ajudan," ucapnya seperti dikutip dari Youtube Denny Cagur.
Kejujuran Jadi Hal Utama
Sepintar-pintarnya dan setingginya pendidikan seseorang terkadang belum tentu memiliki sikap jujur terhadap orang lain. Maka jujur sangat penting untuk dilakukan kepada siapa saja.
Ajudan pribadi juga melakukan itu, dia sama sekali tidak mau mengambil hak yang bukan miliknya. Bahkan saat pertama kali menjadi ajudan, Akbar disuruh membelikan rokok, dan uang kembalian rokok tersebut oleh Akbar dikembalikan secara utuh kepada atasannya.
Menurut Akbar yang terpenting adalah jujur dulu, katakan apa adanya, baru nanti jika atasan memberi sesuatu kepada kita, bolehlah kita terima.
Punya Apartemen Seharga Rp 20 M
Lambat laun nama Ajudan Pribadi semakin terkenal di kalangan masyarakat karena sikapnya yang lucu dan kerap membagikan foto kebersamaan dengan orang penting di Indonesia. Dalam salah satu wawancara dengan Youtuber Atta Halilintar, Ajudan memperlihatkan tempat tinggalnya sekarang yang seharga Rp 20 miliar.
Belum lagi sederet koleksi motor, mobil mewah hingga mainan antik di dalam apartemennya.
Namun, kehidupan mewah tersebut tak lantas membuat Ajudan Pribadi lupa daratan. Meskipun kini akrab dengan kemewahan, ia juga gemar membantu dan bersedekah. Setiap pulang dari luar negeri dan mendapat uang, dia tak pernah lupa untuk berbagi kepada keluarganya.
"Kalau ikut sama orang jangan pernah jadi penjilat, ikut ya ikut saja, jangan mikir yang aneh-aneh insyallah rezeki lancar. Banyakin sedekah pasti ada aja rezeki muncul. Harus bersyukur, kita engga tahu dikasih umur sampai kapan," tutupnya.
0 comments:
Post a Comment