Kisah Mantan Tukang Jagal Alih Profesi Jual Sate Ular dan Biawak
Weles tampak asik menyantap biawak goreng dan sate ular, tangan kirinya tak lepas memeluk anjing kesayangannya. Weles mengaku sangat suka dengan rasa dari olahan daging yang tak lazim dikonsumsi masyarakat pada umumnya itu.
"Enak ya, saya sudah biasa makan di sini," kata Weles, saat ditanya rasa dari olahan daging biawak dan ular di kawasan Pasar Lama, Tangerang, beberapa waktu lalu.
Pemilik warung, Aam membenarkan Weles sudah sejak lama menjadi pelanggan setia. Selain Weles, masih banyak lagi orang-orang yang suka makan di warung miliknya. "Lumayan banyak, rata-rata yang makan di sini orang Tionghoa," kata Aam.
Selain itu, kedai kaki lima yang menjual daging ular dan biawak tersebut berdiri sejak 2003 lalu. Awal mulanya karena sang suami, Aat, yang berprofesi sebagai tukang jagal ular.
"Dahulu suami kan kerjaannya tukang jagal ular, lalu coba-coba dagingnya diolah dan dijual," kata Aam.
Awal merintis, Aam mengaku warung miliknya tak seperti sekarang, yang ramai diserbu pembeli. Kini, ia telah memiliki empat pegawai untuk membantunya berjualan.
"Awal jualan sih sepi, karena kan jual makanan yang nggak semua orang suka. Pas tahun 2006, baru mulai ramai karena sudah banyak yang tahu," tambah Aam. Soal omzet, ia enggan menyebutnya. "Kalau itu, alhamdulillah cukup," kata dia.
Warung miliknya itu dinamakan Warung Tenda Dua Cobra Kang Aat. Warung ini menyediakan berbagai olahan daging ular dan biawak mulai dari sate, sop, hingga goreng.
Aam juga turut ambil bagian mengolah sendiri daging ular dan biawak menjadi santapan lezat bagi yang suka. "Bumbunya sih biasa saja, nggak ada yang spesial," jelasnya.
Untuk ular, ia berkata jika ular yang diolahnya menjadi makanan adalah daging dari ular sanca. "Kalau kobra tidak dijadikan makanan, kobra dijual hidup, diambil darah dan empedunya. Banyak juga yang cari karena katanya berkhasiat untuk kesehatan," kata Aam.
Warung Tenda Dua Cobra Kang Aat buka setiap hari mulai pukul 17.00-23.00 WIB. Harga satai Rp 20 ribu/10 tusuk, sop Rp 15 ribu/porsi, dan untuk yang digoreng Rp. 20 ribu/porsi.
0 comments:
Post a Comment