Tuesday, October 15, 2019

Kisah Perjuangan Hidup Ristan NTT Dalam Kelumpuhan 16 Tahun


Kisah Perjuangan Hidup Ristan NTT Dalam Kelumpuhan 16 Tahun

 Ristan Akut, seorang anak berusia 16 tahun asal Desa Rana Kolong, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur ( NTT) menderita lumpuh sejak lahir. Ristan Akut adalah anak sulung dari 8 bersaudara. Ia lahir pada 2003, dari pasangan suami istri Tobias Akut dan Yani Lusia Ndelos. Selama 16 tahun berlalu, Ristan tidak bisa beraktivitas apa-apa. 

Ia hanya bisa terbaring di tenda tidur dan di halaman rumah. Untuk buang air besar dan kecil, Ristan harus digotong orangtuanya. Begitu pula saat ia hendak mandi dan membersihkan tubuhnya.  

"Anak saya ini lumpuh sejak lahir memang. Ia adalah anak sulung kami," ujar Ayah Ristan, Tobias Akut, kepada Kompas.com, Kamis (10/10/2019). Baca juga: Kisah Tobias dan 9 Anaknya, Tinggal di Gubuk Reyot, Jual Jamur untuk Bertahan Hidup Sang ayah menuturkan, sejak lahir anaknya menderita sakit lumpuh. Ia dan istri berniat membawanya ke rumah sakit untuk dirawat. Tetapi semuanya terkendala biaya. 

Akibatnya, selama 16 tahun berlalu, Ristan hanya bisa berbaring dan bersandar di tempat tidur. Ristan sama sekali tak bisa melakukan pekerjaan apapun. "Niat mau bawa ke dokter memang ada. Tetapi, itu tadi. 

Kami ini mau beli beras saja susah. Apalagi mau obati dia ke dokter. Kami hanya bisa pasrah dengan kondisi Ristan," ujar Tobias. Tobias menceritakan, terkadang Ristan hanya tinggal seorang diri di rumah.  Hal itu terjadi saat Ayah dan Ibu serta adik-adiknya pergi ke hutan untuk mencari kayu. 

Hal yang membuat sedih, apabila anaknya itu hendak membuang air, Ristan terpaksa keluar dari rumah dengan cara merangkak. Seringkali Ristan terjatuh saat keluar rumah. Segalanya terjadi tanpa bantuan anggota keluarga. "Sedih memang ceritanya. Mau bilang apa, begini sudah kondisi kami di sini. 

Mau minta bantuan kepada pemerintah juga, kami tidak punya akses. Semuanya serba terbatas," ungkap Tobias. Tobias berharap kondisi keluarganya diketahui oleh pemerintah, sehingga anaknya bisa mendapat bantuan dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur. 

"Kami butuh bantuan. Semoga kondisi kami di sini bisa tersalurkan melalui media. Tolong kami adik. Kalau bisa, anak saya butuh kursi roda," pinta Tobias sambil meneteskan air matanya. 

Saat Kompas.com mendatangi rumah Ristan, ia terlihat mengenakan baju lusuh dan kotor. Ia keluar masuk rumah dengan cara digotong orangtuanya. Dari halaman rumahnya, Ristan hanya bisa menyaksikan aktivitas orang tua dan adik-adiknya. Ristan ingin beraktivitas seperti adik-adiknya yang normal. 

Namun, kondisi fisik menghambat Ristan untuk bergerak bebas. "Saya mau bermain bebas seperti adik-adik," ucap Ristan sambil mengusap wajahnya. Setelah mengucap kalimat itu, Ristan tertunduk dan diam tanpa kata.


Kisah Perjuangan Hidup Ristan NTT Dalam Kelumpuhan 16 Tahun Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Fauzi Rahmat

0 comments:

Post a Comment